Blitar — Mahasiswa Kelas 2 Warga Produktif Program Studi Pengolahan Hasil Ternak Unggas (PHTU), Akademi Komunitas Negeri Putra Sang Fajar Blitar, menampilkan kreativitas dan keterampilan lintas disiplin dalam kegiatan bertajuk ASEAN Poultry Dish Showcase. Kegiatan ini merupakan bagian dari Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Basic English.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa ditantang untuk mendemonstrasikan dan mempresentasikan menu makanan khas dari negara-negara ASEAN yang berbahan dasar unggas, menggunakan Bahasa Inggris secara aktif. Materi perkuliahan yang diujikan adalah Cross Culture Understanding, dengan fokus pada pemahaman lintas budaya melalui eksplorasi kuliner.
Menu yang disajikan pun beragam, mewakili karakteristik masing-masing negara di Asia Tenggara. Beberapa hidangan yang ditampilkan antara lain Lemongrass Chicken dari Vietnam, Chicken Adobo dari Filipina, Opor Ayam dari Indonesia, Spicy Chilli Padi Chicken dari Malaysia, Nasi Katok dari Brunei Darussalam, Ping Gai dari Laos, Khao Pad dari Thailand, Hainanese Chicken Rice dari Singapura, dan Shan Noodles dari Myanmar. Setiap kelompok mahasiswa menyiapkan booth dengan tampilan menarik yang dilengkapi dengan informasi budaya dan sejarah dari masing-masing hidangan.
Kegiatan ini dirancang dengan beberapa tujuan utama, antara lain untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menggunakan Bahasa Inggris dalam situasi nyata, khususnya saat mempresentasikan produk makanan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi antarbudaya, melatih kemampuan riset dan kerja tim, serta menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa dalam berbicara menggunakan Bahasa Inggris.
Lebih dari itu, kegiatan ini merupakan wujud nyata integrasi antara pembelajaran bahasa asing dengan keterampilan vokasi di bidang pengolahan hasil ternak unggas. Melalui pendekatan ini, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kompetensi yang holistik, relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri global.
Beberapa aspek dinilai dalam kegiatan ini, meliputi penampilan booth, kualitas makanan, informasi budaya dan sejarah yang disampaikan, kemampuan komunikasi dalam Bahasa Inggris, serta kerja sama tim.
Rika Wahyuni Tambunan, S.Pd., M.A., selaku dosen pengampu mata kuliah menyampaikan apresiasi terhadap semangat mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini.
“Mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi sejak tahap persiapan hingga pelaksanaan. Mereka aktif melakukan riset, latihan presentasi, dan menata booth dengan penuh semangat. Saat showcase berlangsung, mereka tampil percaya diri dalam menjelaskan produk dalam Bahasa Inggris dan menunjukkan kerja sama tim yang sangat baik,” ungkapnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari penilaian akhir semester, tetapi juga menjadi ruang aktualisasi keterampilan mahasiswa dalam konteks global. Melalui ASEAN Poultry Dish Showcase, mahasiswa merasakan langsung bagaimana Bahasa Inggris digunakan sebagai alat komunikasi profesional dalam bidang keahlian mereka.
[fir]